Total Tayangan Halaman

Sabtu, 12 Maret 2011

Dian Elina yang malang

Tiba-tiba salah seorang dari mereka berdiri dan menjambak rambut Dian yang pendek. "AAHHH Ampun Kak!!! Ampunn..." ia menyeret gadis itu ke ruang tamu yang memiliki banyak jendela. Lampu dihidupkan. Dian merinding karena walaupun rumahnya bertingkat, beberapa rumah diseberang jalan juga bertingkat sehingga mungkin saja orang dapat melihatnya telanjang bulat. Lampu yang dihidupkan membuat ruang tamunya bagai aquarium. Mereka menelungkupkan Dian di meja tamu. "Jangan meronta biar dak sakit.. he he he" Sambil berkata seperti itu Ia mulai melesakkan batang kemaluannya ke dubur gadis itu. Keras dan cepat. membuat tubuh Dian meregang kesakitan."AAAAAAAAAAHHHH!!!! SAAAkitttt!!! Jangan disodomi KAK!!! akkkhhh!!! AMPUNN!!!" Dian Elina menjerit kesakitan. Anusnya perih dan pedih hingga ke pusarnya. Pemerkosanya menjambak Dian sehingga wajahnya menengadah. melihat ke jendela paling besar. "Akhh Akhhh nikmat nian duburmu!" Dian akhirnya hanya mampu menangis. Pandangannya berkunang-kunang menahan sakit dan perih di anusnya. Mereka bergiliran mensodomi Dian dimeja itu. Sebagian mengeluarkan maninya didalam anus Dian. kemudian memaksanya membersihkan batang kemaluan mereka dengan mulutnya. Dian hanya sanggup menangis menahan muntah membayangkan bahwa yang dirasakannya adalah aroma pantatnya sendiri. ia hanya berharap mereka puas mengerjainya dan meninggalkannya. Sebagian lagi menyemburkan sperma mereka ke punggung dan rambut Dian.

Dian tergeletak lemas telanjang bulat diatas lantai kayu di ruang tamunya. Tubuhnya berkilat oleh peluhnya, peluh pemerkosa, dan mani kental berleleran disekujur tubuhnya. Ia hanya sanggup menangis. Tapi siksaan belum usai. "Capek yoo?? he he he.. ayo kami traktir minum!" Mereka menjambak rambutnya dan menyeretnya lagi ke kamar mandi.

Dian tak sanggup meronta lagi. Dian dilentangkan di lantai kamar mandi. Mereka tertawa-tawa melihat gadis itu. Kemudian salah seorang dari mereka duduk di dadanya, 'Buka mulut sayang.." Dian hanya pasrah saja ketika batang kemaluan lelaki itu yang lemas dijejalkan ke mulutnya. Mendadak ia merasakan cairan hangat anyir mengisi mulutnya. Lelaki itu mulai mengencinginya. Dian berusaha meronta namun yang lain menjambak rambutnya dan menekannya ke lantai. Mereka tertawa-tawa nmelihat Dian kelabakan berusaha keras menelan air kencing itu supaya tidak tersedak, sebagian besar meluap dari mulutnya. Dian terbatuk-batuk. Belum pernah ia dilecehkan seperti itu. Puncaknya mereka berlima mengencingi sekujur tubuh Dian Elina... Terutama wajah dan dadanya.

Menjelang fajar ketika keenam lelaki itu meninggalkan Dian berbaring telanjang bulat tak sadarkan diri di lantai kamar mandinya. Bermandikan air kencing..

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar