Total Tayangan Halaman

Sabtu, 12 Maret 2011

Pemerkosaan Bu Misye

Airmata Bu Misye mulai berlinang. Dia merasa sangat ketakutan dan galau hatinya. Dia merasa tak berharga dihadapan anak muda yang pantas menjadi anaknya. Dia juga merasa menyesal berteduh di tempat itu, dia merasa juga menyesali pakaian kerja yang sering ia kenakan. Rok yang terlalu tinggi dan baju yang transparan yang memperlihatkan BHnya yang seakan tidak muat menahan buah dadanya, sehingga membuat para lelaki yang menatapnya seolah menelanjanginya. Namun dalam hatinya berkata juga bahwa baru sekarang dia melihat kemaluan lelaki yang besar, ****** suaminya tidak sebesar itu. Darahnya berdesir kencang.
Belum hilang keterpanaannya sudah dikejutkan oleh suara Iwan lagi, "Cepatt! Sudah nggak tahan nih.."
Karena dilanda ketakutan, dengan perlahan tangan Bu Misye melepas satu persatu kancing bajunya. Tampaklah payudaranya yang dibungkus oleh BH hitam.
"Cepat lepas kutangmu!" bentak Iwan.

Dalam hati Bu Misye berkata anak muda memang nggak sabaran. Setelah melepas BHnya, tumpahlah payudara Bu Misye yang masih tampak sekal dan menggairahkan, puting susunya yang coklat kehitam-hitaman tampak menantang sekali.
Iwan jongkok di dekat Bu Misye tangannya mulai menggerayangi payudara Bu Misye.
"Uh.. ah.. ah.." rintih Bu Misye ketika tangan Iwan memilin milin putingnya.
Tidak puas memilin-milin mulut Iwan mulai mendarat di pucuk anggur itu. Lidahnya menari-nari dan ketika dihisap keras-keras Bu Misye hanya bisa menggigit bibir bagian bawah dan memejamkan matanya. Setelah puas dengan buah dada Bu Misye Iwan bangkit kemudian mendekatkan kontolnya yang besar tersebut ke mulut wanita paruh baya yang lemah itu.
"Hisap.. Bu Misye" perintahnya.
"Cepatt!" bentak Iwan ketika Bu Misye belum juga melakukan apa yang ia kehendaki.

Akhirnya Bu Misye mengulum batang zakar. Pertama dia melakukan hampir saja dia muntah karena selama hidupnya dia baru melakukan beberapa kali dengan suaminya. Bu Misye seakan tidak percaya apa yang dia lakukan sekarang, dia di tempatnya bekerja adalah orang yang dihormati sedang di kampungnya dia juga orang yang disegani Ibu-Ibu. Namun pada saat ini dia sedang melakukan hal yang jorok hingga tentu kehormatannya sebagai wanita hilang sama sekali.

Iwan dengan kasar memaju mundurkan kontolnya sehingga terdengar suara nyaring menggairahkan. Setelah puas Iwan bangkit lagi kemudian di mengambil posisi ditengah-tengah di antara kaki mulus Bu Misye.
Sambil mengelus-elus kontolnya yang sudah sangat keras, Iwan berkata, "Bu Misye lebarkan lagi agar lebih mudah"
Hal yang sangat mendebarkan bagi Bu Misye akan terjadi dengan perlahan Bu Misye membuka lebar kakinya sehingga tampaklah memeknya yang tampak merekah dengan bibirnya yang agak menggelambir. Perlahan dan pasti Iwan menuntun kontolnya memasuki lobang kenikmatan Bu Misye. Iwan merasakan kehangatan memek Bu Misye dan kekencangannya seakan meremas rudal Iwan. Sebaliknya Bu Misye yang sedari tadi dengan berdebar menantikan hal tersebut seakan terhenti detak jantungnya ketika ia mulai ditusuk oleh anak muda ini. Seakan merobek barang paling berharga yang dimilikinya.

Ketika Iwan mulai mempercepat genjotannya tampaknya Bu Misye juga sudah mulai melambung ke awan. Sementara diluar hujan seakan belum mau berhenti. Iwan semakin mempercepat genjotannya. Buah dada Bu Misye tergoncang-goncang kesana-kemari. Bu Misye yang semula pasif sedikit memberi perlawanan dengan menggoyangkan pantatnya. Tangannya mengepal memukul lantai, kepalanya bergoyang menahan hawa birahi yang semakin meninggi.

Akhirnya Bu Misye tidak kuat menahan cairan yang semula ia bendung-bendung, lobang memek Bu Misye mengerut kencang ketika dia mencapai puncak. Bu Misye malu kenapa dia bisa orgame padahal ia tidak menginginkan itu. Yang lebih membuat dia bertambah malu adalah Iwan seakan mengetahui hal tersebut. Iwan tersenyum sambil terus mempercepat genjotannya. Dalam hatinya dia berkata ternyata kau juga merasakan kenikmatan juga. Dan tampaknya Iwan juga akan sampai ke puncak. Dan terdengar lenguhan panjang Iwan ketika batang kontolnya ia tancapkan dalam-dalam sambil merangkul erat Bu Misye keluarlah cairan sperma membanjiri lobang memek Bu Misye.

Iwan terkulai lemas diatas tubuh telanjang Bu Misye jiwa mereka seolah melayang sejenak.
Setelah itu Iwan bangkit dan mengambil pakaiannya sambil berkata, "Bu Misye berpakaianlah, tampaknya hujan sudah mulai reda, memek Ibu ueenak sekali, terima kasih ya Bu Misye".
Bu Misye menatap Iwan dalam hatinya bercampur antara marah, gundah, galau. Namun satu hal yang dia tidak pungkiri bahwa dia juga menikmati perkosaan yang dilakukan Iwan.

Akhirnya Bu Misye memunguti pakaian kemudian mengenakannya kembali. Mereka berjalan ke arah motor mereka tanpa bersuara.
Tampaknya hujan sudah reda. Bu Misye menghidupkan mesin motornya, namun ia dihentikan lagi oleh Iwan.
Iwan berkata, "Bu Misye saya minta maaf akan kelancangan saya, saya tidak bisa menahan gejolak nafsu saya.."
Bu Misye tak menjawab. Ia hanya menatap wajah Iwan dengan mata yang berkaca-kaca. Iwan diam kemudian Iwan mendekatkan wajahnya dan ciuman hangat ia daratkan ke bibir Bu Misye. Pertama Bu Misye diam namun akhirnya Bu Misye membalas ciuman tersebut. Lidah mereka saling bertautan. Sejenak kemudian Bu Misye tersadar dan melepaskan ciuman tersebut kemudian melajukan kendaraannya.

Iwan hanya terdiam terpaku kemudian menaiki kendaraannya ke arah yang berlawanan. Bu Misye menerobos hujan rintik-rintik dengan perasaan yang sebenarnya terpuaskan.

Tamat

Pemerkosaan Hasti

Hasti hanya dapat menangis merasakan penis lelaki itu yang telah mengeras digosokkan di belahan pantatnya. Kemudian perlahan tapi pasti, dibantu lotion yang telah diselipkan dilubang pantatnya, penis itu melesak paksa di anus Hasti yang kencang dan sempit. Tubuh Hasti bergetar kesakitan. Dan ia mulai disodomi dengan kasar. Lelaki itu menyentak-nyentak sesukanya. Sambil menjambak rambut Hasti hingga ia tengadah. Hasti mendengking-dengking seperti anjing. Anusnya kempot dan monyong mengikuti penis pemerkosanya.

Perih dan ngilu. Sumpal mulut Hasti kini basah kuyup oleh air liur dan air matanya. Perutnya terasa penuh, perih hingga ke pusarnya. Hasti tiba-tiba merasa ia harus buang air besar. Apalagi pemerkosanya menekan2nya dengan keras diatas kasurnya. Tiba-tiba lelaki itu menarik rambut Hasti dan menekan sedalam-dalamnya didalam pantat Hasti. Saat itu juga Hasti merasakan cairan sperma yang hangat menyembur di dalam lubang pantatnya. Hasti pingsan.

Hasti terbangun ketika matahari terbit. Ia tergeletak diatas kasurnya. Cairan sperma kering bercampur cairan vagina dan cairan kekuningan menodai seprei dan pantatnya. Ia telanjang bulat.

Hasti Prana Wengrum namanya, mahasiswi universitas negeri di Palembang, jurusan Teknik Sipil. Bertubuh sintal, hitam manis, rambutnya lurus sebahu.

Hasti terkejut ketika seorang anak kecil menghampirinya. Memberikan sebuah amplop putih. Pagi ini ia diajak keluarganya pergi jogging di lapangan Sriwijaya. Suasana cukup ramai pagi itu, walaupun matahari belum sepenuhnya terbit. Setelah satu keliling keluarganya memisah. Hasti membuka amplop itu dan hampir terjerit kaget. Ada beberapa lembar foto. Foto dirinya. Saat diperkosa di malam yang menyeramkan itu. Foto-foto itu memperlihatkan tubuh telanjangnya tengah disetubuhi, disodomi, oral sex. Memang saat itu ia pingsan. Ternyata selama pingsan ia terus dikerjai dan difoto.

Dengan gemetar Hasti membaca sepotong kertas yang ada dalam amplop tersebut.

“Hai lonte, lari pagi ya..? Coba masuk ke dalam stadion, dewean. Kalo tidak foto-foto ini bakal tersebar kemano-mano. Ditunggu!”

Hasti melihat sekeliling, suasana cukup ramai. Tak mungkin mereka mengerjainya. Dengan gugup ia melangkah ke arah pintu stadion.

Suasana masih cukup gelap. Lampu-lampu stadion memang tidak ada yang hidup. Suasana lembab dan tidak terawat. Hasti menaiki tangga stadion. Tiba-tiba dibelakangnya muncul beberapa laki-laki berperawakan besar. “Terus Hasti, naik terus ke paling pucuk” mereka mengancam sambil mendekati Hasti. Hari itu Hasti mengenakan kaos putih dan short selutut dengan sepatu olahraga. Hasti dan gerombolan itu naik ke bangku paling atas. Suasana remang-remang dan dingin. Hasti gemetar melihat ada 6 orang yang berdiri dihadapannya. Menyeringai liar.

“Nak ngapo kamu?” dengan gugup Hasti bertanya.
“Dak usah banyak ngomong…. Mulailah buka baju!” mereka berenam mengelilinginya. Hasti terkejut. Dari atas mereka dapat melihat keramaian di bwh, walaupun suasana masih sedikit remang.
“T..tapi… rame…”
“Kalo idak foto kau ni bakal tersebar kemano-mano?”

Hasti mulai menangis. Ia tak menduga ia akan dilecehkan di tempat umum seperti ini.

“Ayo cepet! Sbentar lagi terang, galak kau dijingok wong??” Hasti benar-benar terjepit. Maka sambil memejamkan matanya Hasti mulai membuka kaosnya. Para pemerkosanya terkesima melihat tubuh sintalnya, buah dadanya yang dibungkus bra putih berenda. Sungguh bulat dan kenyal. Disaksikan keenam lelaki itu Hasti mencopot branya. Lambat dan gemetar. Ia tak sadar justru dengan gerakannya itu para penyiksanya semakin terangsang.

“Ayo, bawahnyo jugo! Cepet!”

Dengan cepat salah seorang dari mereka mengambil bra dan kaos Hasti. Ia akan dilecehkan habis-habisan. Hasti mulai memelorotkan shortnya. Sedikit sulit karena harus melewati sepatu olah raganya. Kemudian celana dalam katunnya menyusul. Mereka mengambil semua pakaiannya. Hasti berdiri kedinginan, berusaha menutupi payudaranya dan kemaluannya. Smentara keenam lelaki itu menontonnya.

“seksi kan?”
“Bener… bener montokk….”
“Ayo, pegangan samo pagar itu!”

Hasti dipaksa berpegangan dipagar pembatas. Sehingga ia dapat melihat lapangan yang ramai itu. Dengan posisi sedikit membungkuk seperti itu, pantatnya yang bulat itu menungging sangat mengundang. Hasti mulai digilir. Hasti memejamkan matanya ketika seseorang mulai menggagahinya dengan paksa dari belakang. Melenguh lenguh bernafsu sambil meremas-remas dadanya yang kejal. Menarik-narik putingnya yang menegang dan keras. Vaginanya terasa perih dan ngilu. Mereka tidak memeberinya kesempatan untuk cukup terangsang. Hasti memejamkan matanya, meringis tersengal sengal sambil menahan suaranya, menggigit bibirnya. Berharap semoga tidak ada yang melihatnya dari bawah.

“Okkkhhhh….!!!” Lelaki yang tengah menyetubuhinya mencengkeram erat payudara Hasti dan menyentak dalam. Spermanya memancar deras di rahim Hasti. Hasti masih terengah engah ketika lelaki kedua mulai menyetubuhinya pula. Sementara itu tangannya terasa diikatkan pada pegangan pagar yg terbuat dari besi bundar. Sehingga Hasti tak sanggup bergerak lagi. Ia hanya mengenakan sepatu olahraganya, telanjang bulat. Lelaki ketiga maju. Hasti semakin sulit menahan berdirinya. Kakinya gemetar. Sementara matahari mulai muncul. Tiba-tiba seseorang dari mereka menyumpalkan celana dalamnya ke mulut Hasti hingga ia terbekap. “MMmHH… mhhh!” hasti benar-benar tak berdaya. Ia secara reflek meronta ketika dirasakannya penis pemerkosanya menggosok di lubang anusnya. Tapi dengan cepat keenam lelaki itu memegangi tubuhnya.

“Ayo… juburilah!”

“NGGHHHMMMHHH!!!!” Hasti meraung tertahan ketika batang penis yang mengeras itu melesak paksa di lubang duburnya. Kemudian ia menyentak hingga masuk sepenuhnya.
“MMMMHHHH!” Hasti menangis tersedu sedu, sementara pemerkosanya mulai bergerak menyentak-nyentak. Sementara yang lain memegangi tubuhnya sambil meremas-remas payudara Hasti dan sekujur tubuh sintalnya. Anus Hasti pun dipaksa kempot dan monyong mengikuti penis pemerkosanya.

Selanjutnya penyiksaan itu dilanjutkan orang keempat hingga keenam. Mereka memang lebih suka mensodominya. Karena pantatnya yang montok dan jepitan anusnya yang kencang. Sementara ia dikerjai, yang lain terus menggerayangi tubuhnya. Ketika lelaki terakhir memuncratkan spermanya di pantat Hasti, matahari mulai bersinar. Dengan cepat mereka membuka ikatan tangan Hasti hingga ia terkulai tak berdaya di lantai yang dingin.

“Jangan ngadu kalo dak pengen jadi bintang he he…” Ancam mereka. Hasti pingsan lagi. Ia hanya mengenakan sepatu olahraganya.

Hasti tersentak. Ia tahu sinar matahari bersinar terang. Matanya tertutup dan mulutnya dibungkam. Gadis itu masih tergeletak di lantai yang dingin, tangan terikat dibelakang, dan kaki terikat menjadi satu. Ia masih telanjang. Hanya mengenakan sepatu olah raganya. Saat itu terdengar suara beberapa anak muda. Beberapa anak SMA yang ingin bermain bola tercengang melihat tubuh montok Hasti.

“Oii cewek,…!”
“Habis diperkosa caknyo…”
“Montok jugo yo…”

tiba-tiba Hasti merasakan beberapa tangan mulai merabai buah dada dan putting susunya. “MMMHH!!! MMMHH!!!” Hasti berusaha meronta. Ia baru saja digilir 7 orang, dan tak bisa membayangkan berapa pemuda yang kini berdiri menggerayangi tubuh polosnya.

“ah sudahlah, kito pakek be..”
“Iyo, dio jg dak biso jingok siapo kito!”
“MMMHH!!!”

Tubuh sintal Hasti dilentangkan. Beberapa tangan memeganginya sementara yang lain membuka ikatan kakinya dan membentang pahanya. Sementara yang lain menggerayangi tubuhnya sambil memeganginya, mereka mulai bergiliran menggagahinya. Vaginanya mulai disodok sodok bergiliran. Hasti hanya mampu menangis tak berdaya berharap mereka puas dengan cepat. Ia membayangkan dirinya kini di tengah keramaian di siang bolong. Dikelilingi pemuda-pemuda tanggung yang tengah bernafsunya yang siap menggarapnya bergiliran. Samar-samar Hasti mendengar teriakan pertandingan bola di lapangan, berarti akan semakin banyak penonton. Hasti tak membayangkan bahwa hari itu dua sekolah tengah bertanding dan kini para penonton dan pemain mendapatkan bonus: tubuh sintalnya.

Maka sepanjang siang Hasti disetubuhi dengan berbagai posisi. Dengan tangan terikat dan mulut terbungkam. Bahkan beberapa berani mensodominya.

Tamat

Persetubuhan di Pengadilan Negeri Jakarta

"Ugh.. Oooohhhhh.." kata Nia saat tangan Pak jaksa menyentuh halus itilnya. Dijelajahinya secara perlahan daging mentah itu.

Kacang ibu Nia dikocok perlahan oleh jaksa itu. Diam-diam Nia mulai merasakan nafsu birahinya meningkat. Selama lebih kurang lima menit tangan itu mengocok nonok ibu Nia sehingga nonok itupun mulai basah oleh cairan kawinnya tanda sudah siap untuk dikawini oleh kontol Pak jaksa.

Entah bagaimana mulanya tahu-tahu celana dalam wanita itu sudah melorot dan batang kontol yang sedari tadi kencang menempel di pinggangnya sudah menembus nonok yang basah oleh lendir birahi itu. Nia lupa dimana dia berada.

"Ugh.. ugh.." desis ibu muda itu penuh nafsu setiap kali kontol itu masuk ke nonoknya yang dalam.

Tanpa diperitah lagi Nia menaik turunkan tubuhnya yang sudah gatal itu. Lewat jendela Nia menyaksikan orang-orang yang tampak berlalu lalang. Selama lebih dari lima belas menit Nia menaik turunkan tubuhnya. Udara ruangan yang pengap menyebabkan mereka berkeringat. Nia dan Pak jaksa sudah lupa daratan. Pompaan Nia di kontol Pak jaksa menimbulkan sensasi yg luar biasa buat nikmatnya buat jaksa itu. Jaksa itu tidak menyangka dapat menyetubuhi istri orang. kontol* itu benar-benar menikmati setiap genjotan nyonya muda itu. Nia mulai menikmati batang kontol pemerkosanya karena terhanyut dalam nafsu birahi yang membakar. Nia kemudian tanpa malu lagi berdiri dan tangannya bertumpu di meja. Jaksa itu tersenyum menyeringai.

Dalam posisi menungging seperti itu baru sakarang tampak dengan jelas pemandangan yang sangat merangsang bagi Sibeo karena tadinya ia tidak dapat melihat dengan jelas karena posisi Nia yang berada dalam pangkuannya. Tampak dengan jelas sekali oleh mata laki-laki itu lubang kawin wanita itu yang dipayungi oleh rambut-rambut jembut yang panjang dan sangat lebat sekali, bahkan sampai mencapai lubang duburnya. Nonok itu tampak sudah berwarna sangat merah pertanda sudah sangat birahinya wanita muda dihadapannya itu, ingin segera dipuasi birahinya.

"Ibu sudah gatel ya?" ejeknya.

Nia diam saja. Tak dapat dipungkiri lagi ia merasakan kegatalan yang luar biasa di lubang kawinnya, ia ingin dikawini dengan gaya kontol rupanya. Wanita ini sudah lupa bahwa dia adalah isteri Anton.

"Ahhh.. ahhhh.." desis Nia ketika merasakan nonoknya yang kegatalan itu sudah digaruk oleh kontol jaksa itu ketika batang itu sudah kembali masuk dan menghujam nonok basah Nia.

"Plaakkk.. plaakk.." terdengar suara batang kontol lelaki itu menghantam nonok Nia dalam persenggamaan beda jenis itu.
setelah sepuluh menit pak jaksa menarik dg kasar rambut ibu nia.

"Ohhh.. ohhhh.. Bu Nia.. Oh.. Bu.. enak.. Buuuu.. entot Bu.. entot.. entottttt.. entooooooooooot" erang Sibutar-butar keenakan seraya menjambak keras rambut ibu Anton. Tampaknya Pak jaksa Sibeo sudah menyemprotkan pejunya ke lubang kawin pasangannya itu dengan kencangnya.
"Ohhh, ohhh.. Pak.. ohhh.. ohhhh.. Pakkkkk" rupanya Nia pun mencapai orgasmenya dengan sangat dahsyatnya.

Tubuh kedua insan itu berkelojatan di puncak persetubuhan mereka. Keringat mengalir deras di tubuh mereka. baju seragam dan baju ibu muda itu basah kuyup oleh keringat kenikmatan. Entah berapa lama meraka terdiam sementara batang kontol Pak jaksa masih menancap di nonok Nia dan tampak pejunya mulai meleleh membasahi paha ibu itu.

Air mata Nia mulai meleleh menahan malu bukan kepalang. Apa kata Anton seandainya suaminya itu mengetahui kejadian ini.
Namun dibalik penyesalan itu, Nia harus mengakui jaksa kontol* ini benar-benar mampu memuaskan libidonya, sangat jauh dibandingkan Anton yang hanya bertahan 5 menit setiap kali mereka melakukan hubungan suami istri. Seakan masih terasa olehnya sodokan sodokan batang kontol Sibeo yang luar biasa enaknya menggaruk kegatalan yang tadinya dirasakannya teramat sangat.

Tiba-tiba pintu dari sebelah ruangan terbuka. Kedua insan yang masih dalam posisi senggama itu terkejut luar biasa.
Pak Hamid, kanit arsip berusia 55 tahun berdiri tegak memandang mereka. Beliau tidak menyangka ruangan arsipnya dipakai untuk melakukan tindakan amoral itu. Tampak ada aroma marah yang luar biasa di mata orang tua itu.

Setelah kejadian itu, jaksa Sibeo diskors dan tidak boleh menangani perkara oleh atasannya. Ada laporan lisan dari pengadilan negeri ke kejaksaan tinggi atas tindakannya yang tidak senonoh itu sedangkan Nia dibebaskan dari segala tuduhan.


Tamat

Balas Dendam Seorang Direktur

"mia......apa saya terlihat seperti orang yg butuh uang...???.....apa saya terlihat jatuh miskin setelah kamu mencuri uang saya..??" tanyaku semakin menekan.

mia menggeleng lemah.

"nina......seberapa sayang kamu dengan kakakmu ....?" tanyaku

"pak..tolong ...jangan libatkan dia pak...biar saya saja yg bertanggung jawab..pak......." mia sepertinya bisa membaca pikiranku.

"DIAMM!!....nah nina.....sberapa sayang...??"

"di..dia....satu satunya keluarga saya......jadi tolong pak......ampuni dia...jangan bunuh dia pak...." kata nina sambil mulai menangis.
hahahhaha......aku telah menang satu langkah sekarang.

"tenang saja .....tak ada yg mati hari ini , kamu atau dia.....asal kalian berdua menuruti semua perintah saya...."

mia tertunduk dan menangis pula saat aku mendekati nina.

khawatir akan kselamatan kakanya , nina tak melakukan perlawanan saat aku meremas remas buah dadanya yg menonjol indah tersebut , aku singkap ke atas t-shirtnya , sehingga terlihat perut rata dan buah dada bersih terlingkup bra , teruncang guncang karena tangisan nina.

"kakaak....." nina merintih pelan seolah memohon pertolongan mia.
tepat saat aku hendak membuka bra yg menutupi bukit kembar nina , tiba tiba mia berteriak,

"berhenti...!!!! tolong.....berhenti.......lakukan apa saja pada saya........tapi saya mohon....saya mohon pak.....jangan ganggu dia....." mia tak henti henti meratap dan memohon.

akupun berhenti menggerayangi tubuh nina dan beralih pada mia.

"kamu mau melakukan apa saja......demi adikmu ini...?" tanyaku
"i..iya..pak..." jawabnya lemah/

akupun melepaskan nina yg kemudian segera merapikan bajunya kembali.

"baik....mia......sekarang berdiri dan buka semua pakaianmu..." perintahku

dengan patuh mia melepaskan sekuruh pakaiannya dengan masih todongan pistol gogon mengarah padanya, sehingga ia telanjang bulat.

"nina..pernah melihat kakakmu telanjang...?" tanyaku dijawab dengan anggukan

"pernah lihat kakakmu ML.....?" tanyaku sambil tertawa , nina tak menjawab hanya tertunduk risih

tubuh telanjang mia , telah membuat nafsu birahiku naik sampai ke level tertinggi , penisku sudah mulai tak sabaran mendapat mangsa.

"kamu pernah ML, nina...?" tanyaku lagi dan dijawab dengan gelengan keras

"berarti kamu harus lihat yg satu ini...anggap aja sex education ....." kataku sambil tertawa.

"sekarang kamu merangkak kemari..cepat..!!!" perintahku pada mia.
dengan patuh meski merasa terhina , mia melakukan hal tersebut, smentara akau membuka sabuk celanaku dan menurunkannya.

"menghadap kesana...." perintahku pada mia , sehingga posisinya kini nungging menghadap pada nina.
aku kemudian berlutut dan menerobos vagina mia dari belakang , dan ternyata tak sesulit yg kuperkirakan.
tanganku mulai bererak menjelajahi tubuh indah mia , dan bersamaan dengan aku mendorong penisku masuk semakin dalam , aku remas buah dadanya , sehingga mia terpekik sedikit kesakitan
penisku terus berusaha menerobos masuk semakin dalam sambil tak lepas lepasnya bergantian kuremas buah dadanya , sesekali ku tampar pantatnya sehningga memerah.
awalnya rintihan mia seperti kesakitan , namun lama kelamaan rintihannya berubah menjadi rintihan kenikmatan , smentara aku terus memompa tubuhnya dari belakang , aku melihat nina mulai terangsang pada apa yg terjadi dihadapannya.
tanpa sadar ia meremas remas buah dadanya sendiri , dan tangannya seseakli menyentuh vaginanya sendiri.

beberapa lama kemudian akupun mencapai klimaks dan penisku menyemburkan isinya ke dalam tubuh mia , dan ia pun tergolek lemas di lantai .
kulihat nina masih terlihat terangsang dan masih meremas remas buah dadanya sedniri.

"gimana nina...suka ngeliat yang seperti itu....?" tanyaku menyadarkan dirinya dan kembali duduk biasa.

"jangan malu..itu biasa kok..." kataku sambil mendekati nina , aku bisa merasakan padangannya yg tak lepas dari penisku.

"mau coba jilat.....?" kataku sambil menyodorkan penisku ke mukanya

nina memalingkan mukanya karena malu

"ga.apa..apa......jilat aja...." kataku sambil menyentuhkan penisku ke wajahnya yg mulus , dan nina pun akhirnya luluh , ia dengan agak ragu menjulurkan lidahnya pada penisku.

"masukan saja ke mulut kamu....tapi jangan coba coba digigit atau tahu sendiri akibatnya....."

setelah menjilat beberapa lama , perlahan nina mencoba memasukan penisku yg besar ke mulutnya , hingga terlihat penuh."ya..baguss...jilat...dan sedot juga...kayak makan permen....." kataku menagajari cara oral sex pada gadis remaja itu.
dan walaupun amatiran , namun kehangatan mulut ABg ternyata selalu memberikan sensasi yg berbeda.
hingga akhirnya aku kembali merasakan dorongan kuat yg akan menyembur , sgera aku menahan kepala nina , sehingga ia terpaksa menelan seluruh spermaku.
nina terlihat gelagapan karena tak siap menerima hal tersebut , dan terbatuk batuk setelah kulepaskan penisku dari mulutnya.

"sekarang...ayo cantik..buka baju kamu..." sambil berusaha melucuti pakaian nina.

"pak...jangan.....bapak berjanji tidak akan menggaanggu dia....!!!" seru mia tiba tiba

"well...saya bohong kok...!!!" kataku enteng

"jangan ganggu dia pak..dia masih perawan...dia......" mia tak sempat melanjutkan kata katanya karena gogon telah menariknya masuk ke dalam sebuah kamar, dan berapa lama terdengar jeritan dan rintihan kesakitan dari mantan sekertarisku itu.
boleh rasa tuu gogon...........preman yg satu itu memang terbilang kasar dalam melakukan hunbungan sex karena ia sangat menikmati jeritan demi jeritan korbannya.

nina sendiri tak melawan saat kulucuti seluruh pakaiannya , dia rupanya memang sudah terangsang , dan juga ragu benarkah gadis ini masih perawan..??
setelah nina telanjang bulat , akupun membuka pakaian yg tersisa di tubuhku.

aku kemudian duduk di sofa dan menyuruh nina mengambil posisi di atasku , perlahan gadis itu menurunkan pantatnya sampai penisku mulai menyeruak vaginanya.
hmmm..ternyata memang masih perawan.

aku tersenyum dan membantu mendorong pantatnya agar penisku semakin terbenam di tubuhnya.

"aahh...." nina merintih pelan saat penisku merobek kegadisannya , darah perawannya semakin memperlancar laju penisku.
smentara dari dalam kamar terdengar erangan dan rintihan mia saat gogon menindih tubuhnya , aku perlahan memandu nina untuk mencapai kenikmatan.
pantatnya bergerak naik turun membuat buah dadanya terguncang menggoda , air mata sempat menetes membasahi pipinya , entah penyesalan atau kesakitan , namun aku tak peduli , sesekali aku dengan rakus mengulum , mengigit dan menjilati buah dada ABG ranum ini , buah dadanya begitu kenyal dan empuk dan nikmat..........

rintihan demi rintihan membuatku semakin menikmati permainan ini , entah berapa lama aku menindih memompa , dan menggerayangi tubuh cantik nina , hingga gadis ini pun tak sadarkan diri karena kelelahan.

setelah puas , aku dan gogon kemudian menyuruh nina dan mia untuk have sex layaknya lesbian sementara gogon merekamnya .itu sebagai kenang kenangan dan jaminan mereka tak berani macam macam lagi .

apalagi kini mereka telah resmi menjadi budak sex ku , yg terkadang aku sajikan sebagai bonus pada klien bisnisku......

TAKE THAT PRETTY DEVIL...!!!!

Tamat

Perkosaan Terselubung

Tidak membuang momentum ini tangan kanannya meremas payudara kiriku, memuntir puting susuku dan mencubit-cubit gemas sesekali. Sementara tangan kirinya bergerak ke payudara kananku, bibir berkumisnya merosot ke perutku menciumi dan menjilat berulang-ulang. Rasa geli tersapu kumis kembali melambungkan aku ke awang-awang. Kini kedua tangannya memijat dan mengusap kedua belah dadaku dengan gerakan yang simetris. Bibirnya terus merosot ke bawah perutku semakin cepat dan menuju belahan labiaku. Ya Tuhan aku tahu ini akan terjadi. Aku tak tahan lagi. Napasku makin tersengal-sengal tidak karuan. Jantungku berdebar-debar keras.

“Ah, sshhhh, a...aa.. aaahhah. Ahahhh.”

Vaginaku dijilat dan dilumat dengan ganasnya. Klitorisku digigit gigit dan dikulum. Punggungku secara reflek melengkung karena nikmatnya hampir merasuk sampai ke tulang sunsumku. Tangannya yang kekar masih terus memijat dan mengusap buah dadaku yang montok. Kini kedua tanganku memegang kedua tangannya. Aku takut terbang tinggi dan tak pernah kembali ke bumi lagi. Tanpa sadar kakiku terbuka lebar-lebar. Vaginaku basah dan hangat sekali.

“Masukin sayang masukin..” pintaku memelas menginginkan batang penisnya.

Perlahan aku rasakan penis besar itu menerobos masuk cepat ke liang vaginaku. Lalu keluar lagi dan masuk lagi dengan cepat. Liang vaginaku mengembang mengempis semakin lama semakin cepat. Rasa malu karena disetubuhi, rasa malu karena dua insan manusia yang baru mengenal saling menggosokkan kelaminnya yang berlendir, dicampur rasa sayangku pada Bram membuatku hasrat seksualku makin memuncak. Aku sudah hampir mencapai surga tingkat ke tujuh. Kedua kakiku merangkul erat pinggulnya. Aku dan dia kini bukan lagi dua melainkan satu. Selama-lamanya aku dan Bram tak akan berpisah.

“Aaah, aaah, aaah, aaaah.”

“Ohh, oh, oh, oh, oh, I love you honey.”

Liang vaginaku mengembang-kempis makin cepat digosok batang penisnya yang keras. Suara kecipak lendir menggema di tengah kegelapan berbarengan dengan desah napas kami yang memburu. Aku merasa malu sekaligus merasa sayang pada keperkasaannya. Oh Bram bawa aku ke surga bersamamu. Tanganku menarik bahu Bram mengajaknya saling mengkulum bibir dan menukar ludah. Mencair dan melebur bersama. Kita ke surga bersama. Bahu Bram berhasil kuraih. Wajahnya mendekat ke wajahku. Samar-samar dalam gelap aku melihat paras wajahnya.

TAPI dia bukan Bram. Siapa dia, demi Tuhan?
“Si- siapa? MMmmh”

Bibir orang asing melumat bibirku tanpa mempedulikan pertanyaanku. Lidahku dipermainkan oleh lidahnya. Liang vaginaku mengembang-kempis makin cepat digosok batang penisnya yang keras. Suara kecipak lendir menggema di tengah kegelapan berbarengan dengan desah napas kami yang memburu. Kenikmatan yang luar biasa nyaris menghilangkan kesadaranku. Aku tidak peduli lagi sekarang. Oh Tuhan aku mencapai surgaMu.

“Aaaahhh..”
“Ooohh Baby I Love Youuu.”

Air mani pria ini menyembur hangat ke liang vaginaku bersamaan dengan gempa bumi orgasme yang aku alami. Tubuhku lemas ketika kami berpelukan dengan napas tersengal-sengal. Perlahan napas kami kembali normal. Seketika kesadaran dan rasioku mengambil alih. Kudorong pria ini keras-keras dengan kedua tangan dan kedua kaki ku.

“Siapa kamu? BANGSAT!” Dalam hati aku ragu apakah aku benar-benar marah pada pria ini yang telah memberi kenikmatan seks yang luar biasa malam itu.

“Dia temanku!” sahut Bram.

Klik. Lampu kamar menyala. Aku lihat Bram berdiri di samping pintu kamar dengan wajah tertunduk menyesal. Aku terkejut. Lalu serta merta aku menoleh ke pria di atas ranjang. Pria ini malah menyeringai dengan mimik penuh kepuasan. Aku mengenalnya. Dia salah satu nasabah prioritas yang sering menyambangi kantorku. Dialah yang dengan pandangan mesum menggerayangi seluruh wajah dan leherku di kantor. Kini dia menggerayangi seluruh lekuk tubuhku yang telanjang dengan penuh kemenangan.

“Kamu luar biasa sayang! Tubuhmu nikmat sekali.”
“A-A-Apa? Bram! Apa maksudnya semua ini?”

Aku nyaris menangis. Aku merasa dipermalukan. Air mani pria itu masih lengket dan hangat di liang vaginaku. Perlahan-lahan air maninya meleleh menuruni pahaku yang mulus dan jenjang. Kini aku menangis. Air mataku menggenang di kedua pelupuk mataku. Bagaimana aku bisa menghadapi nasabahku ini di kantor besok?

“Maafkan aku sayang. Tagihan cicilan Honda Jazz dan rumah ini tak mampu aku lunasi.
Aku... Maafkan aku,” Bram tak sanggup berkata-kata lagi.

Aku pun berlari keluar meninggalkan kamar.

Bram ternyata telah menjual aku untuk melunasi cicilan kredit mobil dan rumah. Teman Bram yang menyetubuhi aku adalah direkturnya di kantor. Karena berkeluh kesah terus mengenai masalah keuangannya, direkturnya menyarankan Bram untuk menjual aku dengan harga Rp 100 juta semalam. Berbulan-bulan aku merenungi malam yang luar biasa itu. Sebuah perkosaan terselubung. Perkosaan yang sangat aku nikmati.

Tamat

Perkosaan di Kereta Api

Tardjo menurunkan celana dalam ci lisa, tangannya yang kasar meremas remas pantat bulat cici, sambil dijilat jilat dibelahan pantatnya. Dari depan si botak menggunakan jarinya memainkan clitoris cici, aaaaAAHHH....

"Tuh kan basah ! berarti loe demen ama kita kita!!! HEHEHE!!"

Terlalu lama dirangsang ci lisa basah juga. Ahhhhh to…long, ci Lisa memandangku penuh iba, namun seluruh penumpang lain hanya melihat dengan wajah puas. Akupun tak berani berkutik. Dari belakang si botak membuka pantat ci lisa hingga tampak anusnya yang merah muda.. Di jilatnya sekali …slrrrp kemudian di ludahinya. Ci Lisa rupanya mulai kuatir dia bakal disodomi,

"JAAANGAAAN… Sto..Op".

Dan Memang benar Tardjo menurunkan celananya dan langsung keliatan kontolnya y ang besar, kira kira 24 cm berwarna hitam. Dipegangnya dan diarahkan ke anus ci Lisa....
AAHhhhhhhhhhhhhhhh. hhhssooohh. Blesss , kontol hitam itu pun masuk dan mulai mengocok ngocok pantat cici. Si botakpun tak mau ketinggalan dia melepas ikatan tangan ci lisa. kemudian menjambaknya. Rupanya si botak mengincar mulut ciciku yang imut.

"AYO ISEP!! AYO SAYANG, KALO GAK GUE PERKOSA JUGA ADIK LOE!! AYOO ISEP!!"

Aku terkejut ternyata mereka masih ingat keberadaanku disana. Ci Lisa membuka mulutnya dan langsung si botak mendorongkan kontolnya yang gendut ke mulut ciciku...heeggghh, ia mendorong kontolnya sampai tak keliatan ujungnya.

"Waduuh Enaaak Sekali Non, Mulutmu hangat!... ohhhh"

Si botak maju mundur mengentot mulu ciciku. Sementara dari belakang anus ci lisa di genjot Tardjo. Semakin lama Tardjo mengenjot semakin cepat… OHHHHH rupanya si tardjo sudah mencapai puncak dan memuntahkan spermanya di dalam pantat ciciku.baru selesai si tardjo mencabut kontolnya, salah satu penu mpang lain yg udah gak tahan langsung maju menusukkan kontolnya membelah vagina ciciku dan langsung bless masuk.

Aaaahhhhhhh, AAAAAAAAHHHHHH, maklum ci ciku masih perawan. Dalam posisi doggie ia di genjot dari belakang, sedang dari depan si botak masih keenakan menerima servis oral dari ciciku.... Tubuhnya mulai berkeringat, menjadikan kulitnya putih mengkilat... salah satu penumpang lain datang dan meremas remas susu kiri ciciku, sedangkan salah satu penumpang lain menghisap puting ciciku yang kanan. Oh, benar benar ci lisa diperkosa habis.Si botak mendadak berhenti dan mendorong kontolnya dalam dalam dan memuncratkan spermanya di mulut ciciku. aku gemetar ketakutan, tiba-tiba salah seorang laki2 duduk di sebelahku dan menyuruhku melepaskan celana yang kupakai dan kaosku
"Pilih mati atau telanjang!!" . Aku akhirnya dengan gemetaran melepas celana dan kaosku, hanya beha dan celana dalam pink yang tertinggal. Susuku memang tidak sebesar ciciku tapi cukup montok,

"hehehe cewek ci no emang asoy yaaa.." kata salah satu penumpang lain.

Aku sempat melihat sebagian dari penumpang lain sedang masturbasi sambil melihat ciciku yang sedang di keroyok 4 cowok. hanya sebentar aku sempat melihat karena sedetik kemudian aku sudah di telentangkan di tengah jalan dan digerayangi belasan tangan tangan kasar. ada yang menarik behaku, ada yang memilin putingku, ada yang meraba raba, dan ada yang menusuk nusuk vaginaku dengan tiga jari.....aaaaaahhhh ohhhhhhhhhhh ahhhhhhh..... aku hanya bisa menjerit jerit dan mengelinjang...mereka kemudian bergantian memperkosa aku di mulut, di anus, di vagina. sampai aku orgasme berkali kali. Kemudian aku pingsan, ketika aku terbangun aku sudah di rumah sakit untuk diperiksa. Cukup sekali saja aku naik kereta, seumur hidup tak akan lagi.

Tamat

Dian Elina yang malang

Tiba-tiba salah seorang dari mereka berdiri dan menjambak rambut Dian yang pendek. "AAHHH Ampun Kak!!! Ampunn..." ia menyeret gadis itu ke ruang tamu yang memiliki banyak jendela. Lampu dihidupkan. Dian merinding karena walaupun rumahnya bertingkat, beberapa rumah diseberang jalan juga bertingkat sehingga mungkin saja orang dapat melihatnya telanjang bulat. Lampu yang dihidupkan membuat ruang tamunya bagai aquarium. Mereka menelungkupkan Dian di meja tamu. "Jangan meronta biar dak sakit.. he he he" Sambil berkata seperti itu Ia mulai melesakkan batang kemaluannya ke dubur gadis itu. Keras dan cepat. membuat tubuh Dian meregang kesakitan."AAAAAAAAAAHHHH!!!! SAAAkitttt!!! Jangan disodomi KAK!!! akkkhhh!!! AMPUNN!!!" Dian Elina menjerit kesakitan. Anusnya perih dan pedih hingga ke pusarnya. Pemerkosanya menjambak Dian sehingga wajahnya menengadah. melihat ke jendela paling besar. "Akhh Akhhh nikmat nian duburmu!" Dian akhirnya hanya mampu menangis. Pandangannya berkunang-kunang menahan sakit dan perih di anusnya. Mereka bergiliran mensodomi Dian dimeja itu. Sebagian mengeluarkan maninya didalam anus Dian. kemudian memaksanya membersihkan batang kemaluan mereka dengan mulutnya. Dian hanya sanggup menangis menahan muntah membayangkan bahwa yang dirasakannya adalah aroma pantatnya sendiri. ia hanya berharap mereka puas mengerjainya dan meninggalkannya. Sebagian lagi menyemburkan sperma mereka ke punggung dan rambut Dian.

Dian tergeletak lemas telanjang bulat diatas lantai kayu di ruang tamunya. Tubuhnya berkilat oleh peluhnya, peluh pemerkosa, dan mani kental berleleran disekujur tubuhnya. Ia hanya sanggup menangis. Tapi siksaan belum usai. "Capek yoo?? he he he.. ayo kami traktir minum!" Mereka menjambak rambutnya dan menyeretnya lagi ke kamar mandi.

Dian tak sanggup meronta lagi. Dian dilentangkan di lantai kamar mandi. Mereka tertawa-tawa melihat gadis itu. Kemudian salah seorang dari mereka duduk di dadanya, 'Buka mulut sayang.." Dian hanya pasrah saja ketika batang kemaluan lelaki itu yang lemas dijejalkan ke mulutnya. Mendadak ia merasakan cairan hangat anyir mengisi mulutnya. Lelaki itu mulai mengencinginya. Dian berusaha meronta namun yang lain menjambak rambutnya dan menekannya ke lantai. Mereka tertawa-tawa nmelihat Dian kelabakan berusaha keras menelan air kencing itu supaya tidak tersedak, sebagian besar meluap dari mulutnya. Dian terbatuk-batuk. Belum pernah ia dilecehkan seperti itu. Puncaknya mereka berlima mengencingi sekujur tubuh Dian Elina... Terutama wajah dan dadanya.

Menjelang fajar ketika keenam lelaki itu meninggalkan Dian berbaring telanjang bulat tak sadarkan diri di lantai kamar mandinya. Bermandikan air kencing..

Tamat

Tragedi Malam Pengantin

Dara itu tersenyum manis pada suaminya yang juga seorang lelaki muda berbadan sedang dan ganteng, namun mengapa saat itu aku merasa ia tersenyum untukku? Ah! dasar aku ini seorang bujang lapuk yang hobinya hanya mengintip saja dan tak berani sama sekali untuk mendekati makhluk wanita dimanapun dan kapanpun, tetapi herannya kalau mengintip dan menguntitnya aku berani. Kutepak dahiku sendiri, tolol! Mana mungkin senyum gadis itu untukku? Itu hanya untuk suaminya seorang, tak lebih! Selain itu dia tidak melihatku yang tengah menatapnya dari sela-sela jendela kamar di lantai dua yang mana lampu terasnya tak kunyalakan, sehingga mereka menyangka kalau rumahku ini masih kosong dan tak berpenghuni.

Mereka semua di dalam rumah itu kini dan aku tak berkutik sama sekali serta hanya dapat menunggu acara ramah tamahnya kerabat-kerabat mereka. Namun ternyata hanya kisaran setengah jam saja mereka di rumah itu, setelahnya aku kembali mendengar suara mesin mobil keduanya dihidupkan dan deru kedua mobil itu semakin jauh di telingaku. Inilah saat yang aku telah nanti-nantikan sejak tadi, aku kembali ke kamarku yang dindingnya telah bolong itu dan dengan hati berdebar-debar karena masih takut ketahuan aku menempatkan bola mataku lagi pada celah lobang dinding yang telah tembus ke kamar pengantin tersebut.

Dari celah dinding yang berlubang itu aku dapat mendengar suara langkah kaki bersepatu dara itu yang tengah menaikki tangga dan di akhiri dengan suara bukaan pintu kamar pelaminan tersebut. Hatiku semakin dag dig dug tatkala aku kembali melihat gadis itu dari jarak yang begitu dekat. Betapa sungguh cantik wajah dara itu dan masih begitu belia diusianya yang berkisar dua puluhan tahunan ini dengan busana pengantinnya yang masih lengkap berikut sepatunya.

Tertegun aku menikmati kecantikannya yang aduhai tak terlukiskan ini bak mutiara indah yang meluluh lantakkan isi hati setiap pria. Gadis itu tengah mematut-matut diri di depan cermin meja riasnya membelakangiku, namun raut wajahnya masih dapat kulihat dengan jelas pada pantulan cermin yang menghadap ke posisi tempatku mengintip. Kulihat ia tersenyum manis sekali di hari dalam kehidupannya yang baru itu, mungkin ia sangat bahagia sekali berpasangan dengan suaminya yang telah kulihat pula begitu serasi dengannya tadi.

Aku semakin gembira saja membayangkan hal yang sebentar lagi akan terjadi diantara mereka itu, karena sebentar lagi mereka akan melakukan ritual malam pertama sebagai kewajiban dari pasangan suami istri yang telah mengikat diri dalam mahligai perkawinan. Kini untuk memastikan keadaan aman untuk selanjutnya, aku melihat situasi depan rumahku untuk kedua kalinya, namun kali ini aku melihat sesuatu yang membuat aku terkejut.

Pintu pagar rumah sebelahku tengah di loncati oleh tiga orang tak dikenal yang bertubuh gelap diantara penerang lampu yang begitu remang-remang dan kejadian itu begitu sangat cepatnya sehingga membuatku takut setengah mati. Pasti ketiga lelaki itu berniat jahat kepada penghuni rumah pengantin baru ini, namun belum lagi jelas aku melihatnya, tubuh ketiga lelaki itu telah melesat masuk kedalam rumah tersebut. Ingin rasanya aku berteriak untuk mencegah kejadian itu, tetapi aku sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya. Apalagi aku sempat melihat ketiga sosok lelaki itu bertubuh jauh lebih besar dariku yang kerempeng ini serta bernyali kecil. Otomatis aku hanya dapat terpana untuk beberapa saat.

Lalu terdengar suara dari daun jendela yang dibuka paksa di lantai bawah rumah sebelahku itu, disertai keributan sesudahnya. Aku mengintip kembali pada celah dinding kamar itu dan kudapati gadis pelaminan itu wajahnya yang cantik berubah menjadi pucat akibat dilanda keterkejutannya dengan adanya ribut-ribut di bawah itu. Ia bangkit dari duduknya dari meja rias dan bergegas membuka pintu kamarnya untuk melihat apa yang tengah terjadi di bawah dimana sang suaminya masih berada. Namun terlambat, karena salah satu sosok tamu tak diundang itu membarenginya masuk ke kamar itu seraya menahan laju tubuh gadis cantik ini dan mendekapnya.

"Ahh..! Siapa ini?! Lepaskan! Aah.. tol.. hmmpph!", jerit gadis itu yang langsung tertahan oleh bekapan telapak tangan sosok pria berkulit gelap yang bertubuh besar dan sangat kekar itu.

Seseorang dari belakang lelaki itu menyusulnya dan membantu lelaki pertama yang mendekapnya tadi yang masih dalam posisi berdiri berhimpitan sambil mendekatkan sebilah belati yang telah terhunus di leher jenjang gadis mempelai itu yang putih mulus.

Tamat

Pemaksaan Hasrat Birahi Terhadap Majikanku

Namaku Samin, umur 20 tahun, tinggi 180 Cm, badanku kekar karena aku adalah seorang buruh di toko bangunan, biarpun aku seorang buruh, aku rajin merawat tubuhku dengan lotion dan juga rajin menggosok gigi, sehingga banyak wanita yang tertarik kepadaku khususnya pembantu. Aku bekerja dengan seorang wanita keturunan yang sangat cantik dan sexy, Veronica namanya, tinggi 174 Cm umur 25 tahun, dia baru aja pulang dari New York, USA karena bekerja disana, sekarang dia menjadi Majikan baruku karena orangtuanya yang sudah berusia lanjut dan menyerahkan usaha bangunan ini kepada dirinya.

Veronika adalah seorang wanita yang sangat judes dan suka membentak jika aku salah sedikit aja, habislah aku disemprotnya. Seperti kejadian kemarin ketika aku salah memberikan cat cair kepada pelanggan.

Hey Samin apa aja kerja kamu! bentaknya dengan galak, aku menjawab maaf bu! saya salah ambil! sambil mataku menatap buah dadanya yang menyembul dari baju you can see nya serta kulinya yang sangat putih seperti salju dan sangat kontras jika dibandingkan dengan kulitku yang hitam legam. "Apa yang kamu lihat! bentaknya dengan sangat keras dan merendahkan, "Enggak lihat apa-apa bu ! jawabku dengan gugup !, "Sana pergi ambil cat ! , Dasar Moran ! , Aku tidak mengerti apa yang diucapkanya, tetapi menurutku seperti kata-kata yang sangat merendahkan diriku.

Biarpun aku sering dibentak, aku sering memperhatikannya dari belakang, termasuk pantatnya yang sangat montok dan penuh karena majikanku rajin aerobik, lari pagi, berenang dan main tenis, setahuku sampai sekarang dia tidak mempunyai kekasih, karena dia mempunyai sifat yang sombong dan selalu memandang rendah orang lain, dia mempunyai gelas master kata teman-temanku sesama buruh.

Sampai suatu ketika, terjadi suatu kebetulan yang sangat aku tunggu-tunggu selama hidupku, ketika itu sedang ada pekerjaan proyek yang memerlukan banyak tenaga buruh untuk mengantar barang ke suatu tempat proyek pembangunan gedung, tinggallah aku di toko dengan majikanku yang cantik itu. Waktu hampir menunjukkan jam 7 malam, ketika hujan turun dengan sangat lebat, sulit bagi majikanku untuk pulang ke rumahnya di tengah kota, Pintu toko pun sudah aku tutup, tetapi majikanku masih duduk di kursinya sambil menghitung uang, kuperhatikan lekuk-lekuk tubuhnya yang sangat indah, terlihat kulit payudaranya dari balik baju you can seenya, dan tampak kulit ketiaknya yang sangat licin seperti kulit tubuhnya yang lain. Rambutnya yang panjang sebahu dan agak pirang, majikanku ini benar-enar wanita yang dimaui semua pria keturunan dikotaku tapi tidak satupun yang dapat memikat hatinya.

Tiba-tiba terdengar bentakan yang sangat keras " Hey! apa yang kamu lihat! Kurang ajar kamu ya!, teriaknya dengan sinis "Tahu diri kamu ya Samin!, Aku pun tergetar karena bentakannya, Perlahan timbul niat jahatku, cepat aku kebelakang mengambil lak-ban yang biasa dipakai untuk membungkus kotak kotak barang bangunan.

Aku tahu bahwa majikanku punya kasur yang biasa dilipat dan terletak di ruang kerjanya yang ber AC. Cepat aku berjalan kearahnya, Dia sangat terkejut dengan tindakanku yang sangat berani, cepat dia bertindak dan berteriak "jangan kurang ajar kamu nanti aku laporin polisi!, Aku diam saja dan cepat membekapnya dari belakang! Dia meronta dengan keras tapi biarpun dia sering berolahraga tapi tidak ada artinya dengan tenagaku yang super kuat, maklum kuli bangunan, Majikanku menjerit dan terus meronta, "Samiiiiiiiiiiiin Jangan kurang ajar! Aku majikan kamu !, Aku tidak mengubrisnya dan menariknya ke kamar! Cepat aku bentangkan kedua lengannya dan aku ikatkan di kedua sisi tempat tidur, juga kedua pahanya aku lakukan yang sama dengan lak-ban yang telah aku persiapkan.

Terlihat muka majikanku yang berubah pucat pasi, dan mulai menangis, tidak sedikitpun rasa iba karena aku teringat terhadap perlakuannya yang kasar terhadapku terhitung sejak dia kembali dari luar negeri.

Cepat aku menelanjangi tubuhnya dengan pisau carter, aku membuka pakainnya dengan paksa, terlihatlah suatu pandangan tubuh telanjang yang sangat sulit aku lukiskan dengan kata-kata, Dua buah dadanya yang sangat menonjol akibat kedua lengannya yang terikat terlentang, cepat aku menarik behanya, majikanku mulai menagis sesunggukan " Jangan Min aku masih perawan !, tergetar rasa jantungku mendengar pengakuannya, Aku kembali menatap dua buah dadanya yang sangat indah dan besar dengan pentil merah dan sangat sehat akibat luluran yang mungkin sering dilakukannya, cepat aku juga membuka CDnya terlihatlah banyak sekali bulu lebat dibawahnya dan mungkin tidak pernah dicukur, "Samin aku akan laporkan kamu ke polisi bentaknya sesunggukan ! sementara hujan diluar semakin lebat.

Aku kemudian membuka pakaianku sambil diikuti oleh pandangan matanya yang mulai memerah akibat terlalu banyak menangis, terlihat dia sangat terkejut melihat Kontol ku yang sangat tegang, besar dan panjang, Aku cepat merayap diatas kulinya yang sangat putih dan mulus dan kemungkinan belum pernah terjamah oleh pria manapun, terasa sangat kontras dengan kulitku yang hitam legam dan mengkilat akibat perawatan yang juga baik. Cepat aku mencium bibirnya, dia berusaha menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan " Samiiin kurang ajar kamu, awas kamu ya! teriakannya terpotong ketika bibirnya yang penuh dan sexy kulumat dengan lembut sambil memasukan lidahku ke mulutnya! "MMMMMMMMMM jangaaaaaaaaan" , terus aku mempermainkan lidahku ke mulutnya sambil tanganku mengelitik buah dadanya yang besar dan sangat segar itu, terus kuarahkan bibirku ke lehernya, sambil mengigit kecil kulinya yang sangat harum akibat parfum mahal tentunya, terdengar suaranya " Samin tega kamu teriaknya bercampur sedikit birahi yang mulai merasuk tubuhnya, kemudian kuarahkan bibirku ke ketiaknya yang sangat mulus dan aku mulai mencupang ketiaknya, sehingga dia mulai menjerit " Aaaaaaaaaahh jangan! geramnya, kemudian aku mulai menjilat dan mengigit kecil dan bertahap payudaranya, Terlihat badan majikanku terangkat ke atas, Aku sangat ahli melakukan itu karena sering melakukan dengan pembantu di sekitar tempatku bekerja dan kebanyakan dari mereka masih perawan, Aku tidak pernah melakukan dengan pelacur karena takut terkena HIV/AIDS, "Samiiiiiinnnnnn Jangan, Aku benci kamu ! rintihnya, terus bibirku bermain ke perutnya yang sangat datar itu, aku memasukan lidahku ke dalam pusarnya, sekali ini majikanku merintih dengan hebat " Aghhhhhhhhh, !, jangan min pintanya dengan suara yang sangat pelan,

Kontol ku semakin keras aja, cepat aku ambil bantal yang terletak tidak jauh dari tempat tidur itu, dan kuletakan dibawh pantanya yang sangat menyembul itu, Perlahan aku mulai menjilat Memeknya , sekali ini majikanku sudah tidak malu-malu lagi untuk merintih, 'AGGGGGGGGGhhhhhhhhh, oh God serunya dalam bahasa Inggris,! aku terus memainkan lidahku didalam Memeknya yang mulai banjir oleh air kenikmatan, perlahan aku menurunkan bibirku kearah lubang anusnya disitu aku mulai memasukan ke Anusnya terlihat sekali ini, hampir seluruh badannya terangkat, ketika aku memainkan kitorisnya tidak berapa lama kemudiam bibirnya mendesis dan " AGGGHHHHHH, dia teriak dengan keras dan menyemburlah air kenikmatan atau apa yang disebut orgasme yang dirasakan oleh majikanku.

Aku cepat ke bibirnya dan kucium dia dengan ganas tak terasa majikanku membalasnya sambil mengigit bibirku, AGHHHH Min! kamu memang bajingan, cepat kuarahkan Kontolku ke Vaginanya, sekali sentak karena memang sudah banjir makan robeklah keperawan majikanku, dia menjerit " Aduuhhhhhhhh sakit min !, kudiamkan beberapa saat, sambil bibirku menjilat bibirnya dan turun ke buahdadanya yang sangat besar, maklum tingginya 174 cm, ketika kurasakan air di Memeknya mulai banyak, perlahan kuangkat dan kunaikan pantatku secara perlahan,

Sekali ini majikanku menjerit penuh kenikmatan, Aggghhh, emmmm ketika kunaikan pantatku yang sangat keras dan sexy, tidak terlihat lagi perlawan dari majikanku sehingga kulepas plesternya, spontan majikanku mencium bibirku dengan ganas dan kukunya yang tajam merobek kulit punggungku dan kakinya yang kaya belalang menjepit pinggangku, sekitar 15 menit kemudian, aku menumpahkan air kenikmatan ke liang Vaginanya diikuti teriakannya yang keras, Minnnnn kamu memang luar biasa mulutnya mencium telingaku, kemudian cepat dia menelentangkan diriku dan mulutnya menjilat kontol yang besar dan panjang, aku pun merenguh kenikmatan.

"Honey thanks for the big time " Veronika melumat bibirku, biarpun aku tidak mengerti apa yang dimaksudkan, tetapi aku percaya dia mulai suka denganku, karena malam itu dia tidur denganku dan tidak mau mandi tapi memelukku sepanjang malam.

Percaya atau tidak sekarang namaku Fernando dan aku resmi menjadi suami Veronika, dan dia mencintaiku sepenuh hati.